Halo, kamu. Iya,
kamu.
Kita sama-sama tahu, bahwa kita bukanlah orang yang senang membagi hal-hal yang terlalu
pribadi di sosial media. Tentu saja sebagai orang yang hidup di zaman serba
internet, kadangkala kita membagi cerita-cerita di linikala: kebahagiaan
bersama keluarga, kegiatan sehari-hari, pertemuan dengan teman lama, atau
kelelahan sehabis pulang kerja. Tapi soal asmara, itu hal yang berbeda.
Bahwa hubungan kita adalah hal pribadi yang
belum waktunya untuk dibagikan kepada semua orang. Cukuplah keluarga dan
sahabat-sahabat dekat yang mengetahuinya di dunia nyata. Sebenarnya,
kesepakatan itu bukan terucap saat kita bersama, tapi memang sudah merupakan
pandangan masing-masing yang kita bawa sejak awal.
Kukira, hanya dengan itu orang-orang pun tahu bahwa aku
tengah jatuh cinta. Mereka tidak perlu tahu kesulitan apa saja yang pernah kita
hadapi, air mata kita yang pernah terjatuh, pertengkaran-pertengkaran kecil
yang kadang terjadi, atau hal-hal kecil tapi manis yang pernah kau lalukan
untukku .Suatu hari, tentu saja aku akan membagi sebuah cerita
bahagia, jika waktu yang tepat telah tiba. Aku akan memberitahu dunia tentang
seraut wajah yang kucintai, tentang sesosok lelaki yang telah berani mengucap
janji suci di depan Tuhan dengan menyebut namaku, tentang seorang lelaki yang
telah sah untuk kusebut suami.
Saat itulah, aku akan membagikan wajahmu, wajah bahagia
kita.
Kita. Ya, kita. Aku dan kamu 👫
