Apa kabar dirimu?
Seseorang yang tak kuketahui siapa, dan dimana dirimu sekarang ini. Aku harap,
kita masing-masing saling istiqamah
menjaga hati. Meski tak kuketahui siapa kamu, sedang apa kamu, dan di mana
kamu. Semoga kelak aku bisa menjadi orang yang beruntung saat bisa
mendampingimu.
Untukmu, masa
depanku. Jika diizinkan Tuhan, aku ingin melihat Lauh Mahfuz Nya. Agar aku tak
perlu repot-repot menulis surat ini. Agar aku bisa menjalani kehidupanku dengan
tenang. Tak seperti sekarang ini yang masih senantiasa menduga-duga sosok
seperti apa di jauh sana. Mungkin saat ini engkau masih bersama pria lain. Dia
pria yang cukup beruntung menurutku.
Untukmu, yang tak
tampak di mataku. Hanya pada-Nya lah segala harapan kan terselip. Selalu
kukirimkan do’aku untukmu pada-Nya. Di sini aku selalu meng-amiin-kan setiap bismillahmu. Selalu
kutitipkan rindu pada-Nya. Entah akan sampai atau tidak. Seandainya sekarang kita
sudah bisa berjumpa, ingin kuceritakan semua rasa yang sudah sekian lama
mengendap di dada.
Untukmu, yang
selalu kurindu. Kelak akan kau temui seorang aku. Semoga kau sempat membaca
tulisan ini. Surat ini kutulis untukmu dalam sesaknya rindu. Aku tak tahu
bagaimana caranya menjelaskan rindu, tapi tak tahu hendak disampaikan pada
siapa rindu itu. Rinduku ini untukmu. Aku percaya bahwa semua perasaan yang
belum aku luapkan ini akan menemui muaranya. Muara yang akan berakhir dengan
cerita bahagia.
Untukmu, yang ada
di hatiku. Untuk saat ini kita masing-masing sendiri. Untuk sementara waktu
saja. Kita masing-masing saling menjaga diri, menjaga hati. Memperbaiki diri,
memantaskan diri. Aku tahu betapa meresahkannya hidup dalam diri sendiri.
Namun, bersabarlah. Untuk saat ini, aku masih belum selesai dengan diriku
sendiri. Kelak, jika aku sudah selesai dengan diriku, aku ingin menjalani
hidup bersamamu.
Untukmu, yang
jauh di sana. Aku percaya jarak di antara kita semakin dekat. Karena kita
masing-masing sedang melakukan perjalanan. Perjalanan yang tak selalu dalam
dimensi ruang, namun selalu dalam dimensi waktu. Kelak kita akan bertemu di
sebuah titik pertemuan. Titik yang akan membuat Aku dan Kamu menjadi Kita.
Titik yang akan membawa kita bersama, dalam satu cerita. Bersama, kita akan
menuju-Nya.